Berikut tulisan yang bersumber dari osolihin.wordpress.com
embrio berusia 5 minggu. Diperkirakan panjangnya 9 mm. Tahap pembentukan wajah, dengan mulut yang terbuka, lubang hidung dan mata |
Berusia 8 minggu, embrio yang berkembang pesat dilindungi dengan baik oleh kantung amnion |
Janin berusia 10 minggu. Kelopak matanya semi tertutup, yang akan tertutup total dalam beberapa hari kemudian |
Janin sekarang bisa menggenggam, meraih, dan menarik tali pusar yang panjang. Tulangnya masih lentur. Jaringan pembuluh darah yang sudah terbentuk bisa dilihat melalui kulit tipis yang masih tembus pandang |
Usia 18 minggu. Si Fulan sekarang panjangnya kira-kira 14 cm dan sudah bisa mendengar suara-suara di luar "dunia gelap"nya |
Bahkan Allah juga sudah mewanti-wanti agar tidak membunuh anak-anak
yang dikaruniakan kepada manusia. “Sesungguhnya RabbMu yang
membentangkan rezeki bagi siapa yang Ia kehendaki dan takdirkan.
Sesungguhnya Ia Maha mengetahui hamba hambaNya lagi Maha Melihat. Dan
janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut lapar, Kami-lah yang
memberi rezeki mereka dan kamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah
kesalahan yang besar.” (QS.Al-Isra’:30-31)
Usia 20 minggu. Si Fulan panjangnya 20 cm. Rambut yang dikenal dengan istilah lanugo, mulai tumbuh memenuhi seluruh kepalanya
Awal tahun 2006 di Inggris marak perdebatan masalah aborsi. Sebagian
besar wanita Inggris menginginkan Undang-Undang Aborsi diperketat agar
para wanita semakin sulit atau bahkan tidak mungkin melakukan aborsi.
Survei yang dilakukan oleh MORI ketika itu menunjukkan bahwa 47
persen wanita yakin bahwa batas waktu maksimal bisa dilakukan aborsi,
yaitu janin 24 minggu, harus dikurangi. Sebanyak 10% wanita bahkan
menginginkan agar praktik aborsi dilarang sama sekali.42% dari total responden (laki-laki dan perempuan) menginginkan agar usia janin yang boleh diaborsi dikurangi.
Kiranya apa gerangan yang membuat mereka ingin aborsi diperketat atau
bahkan dilarang. Bukankah mereka adalah masyarakat yang permisif dengan
hubungan di luar nikah dan seks bebas?
Jawabannya, karena ketika masalah pembahasan Undang-Undang Aborsi
mulai memanas, beredar gambar janin si Fulan yang sedang tersenyum manis
dan meringis di dalam rahim ibunya.
Gambar janin berusia 23 minggu hasil pemotretan dengan alat
ultrasonografi itu telah menyadarkan masyarakat akan realita aborsi dan
keberadaan janin-janin tak berdosa di tengah-tengah mereka.
Namun sayangnya, mesin-mesin perang Amerika Serikat dan sekutunya
tanpa ampun merenggut keindahan janin-janin tak berdosa, bahkan jauh
sebelum mereka berbentuk. Akibat depleted uranium dan fosfor yang
digunakan dalam perang di Iraq, Afganistan, Palestina, Kosovo dan
lainnya, banyak bayi yang mati dan dilahirkan dalam keadaan cacat yang
mengerikan. [di/tg/gd/]
[Source: www.hidayatullah.com] |